Mutu pelayanan
PENGERTIAN
MUTU
Pengertian
mutu menurut para ahli :
1.
Mutu adalah lingkar kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati
(Winston Dictionary, 1956).
2.
Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program (Danabedian, 1980).
3.
Kualitas merupakan perwujudan atau gambaran hasil yang dipertemukan kebutuhan
dari pelanggan dan oleh karena itu memberikan kepuasan (J.M Juran: Juran's
Quality Control Handbook, 1988).
Dari
beberapa pengertian diatas, dapat disimpulakan bahwa mutu pelayanan hanya dapat
diketahui apabila sebelumnya telah terlebih dahulu dilakukan penilaian, baik
terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, totalitas dari wujud serta ciri dan
kepatuhan para penyelenggara pelayanan terhadap standar yang telah ditetapkan.
Dalam kenyataan sehari-hari melakukan penilaian ini tidaklah mudah, penyebab
utamanya ialah karena mutu pelayanan tersebut bersifat multi-dimensional. Tiap
orang, tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing-masing dapat saja
melakukan penilaian dari dimensi yang berbeda.
PENGERTIAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Definisi
pengertian mutu pelayanan kesehatan (Wijono, 1999) adalah :
1.
Penampilan yang sesuai atau pantas (yang berhubungan dengan standart) dari
suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada
masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan pada kematian, kesakitan, ketidak mampuan dan kekurangan gizi
(Roemer dan Aquilar, WHO, 1988).
2.
Donabedian, 1980 cit. Wijono, 1999 menyebutkan bahwa kualitas pelayanan adalah
suatu pelayanan yang diharapkan untuk memaksimalkan suatu ukuran yang inklusif
dari kesejahteraan klien sesudah itu dihitung keseimbangan antara keuntungan
yang diraih dan kerugian yang semua itu merupakan penyelesaian proses atau
hasil dari pelayanan diseluruh bagian.
Jadi
dapat disimpulkan yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa
puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula
mutu pelayanan kesehatan. penerapannya tidaklah semudah yang diperkirakan.
Masalah pokok yang ditemukan ialah karena kepuasan tersebut bersifat subyektif.
Tiap orang, tergantung dari latar belakang yang dimiliki, dapat saja memiliki
tingkat kepuasan yang berbeda untuk satu mutu pelayanan kesehatan yang sama. Di
samping itu, sering pula ditemukan pelayanan kesehatan yang sekalipun dinilai
telah memuaskan pasien, namun ketika ditinjau dari kode etik serta standar
pelayanan profesi, kinerjanya tetap tidak terpenuhi.
TUJUAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Untuk
mengatasi masalah dalam perbedaan tingkat kepuasaan setiap orang dalam menerima
pelayanan kesehatan, maka telah disepakati bahwa pembahasan tentang kepuasan
pasien yang dikaitkan dengan mutu pelayanan kesehatan yaitu
1.
kepuasan pasien
kepuasan
pasien,Untuk menghindari adanya subjektivitas individual sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk.
2. upaya
yang dilakukan
upaya
yang dilakukan dalam menimbulakan rasa puas pada diri setiap pasien yang
sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkannya.
SYARAT
PELAYANAN KESEHATAN
Syarat
pelayanan kesehatan (Azwar, 1996) adalah :
1.
Tersedia dan berkesinambungan
pelayanan
tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat
berkesinambungan (continuous). semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
oleh masyarakat dan mudah dicapai oleh masyarakat.
2. Dapat
diterima dan wajar
pelayanan
dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar
(appropriate).pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan adat istiadat,
kebudayaan, keyakinan, kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.
3. Mudah
dicapai
pelayanan
kesehatan yang mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat lokasi nya.
4. Mudah
dijangkau
mudah
dijangkau (affordable) oleh masyarakat dari sudut biaya,sudut jarak dan biaya.
pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai
dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5.
Bermutu
Pengertian
mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa
pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik
serta standar yang telah ditetapkan.
·
Indikator penilaian mutu pelayanan kesehatan, yaitu:
1.
Indikator yang mengacu pada aspek medis.
2.
Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS.
3.
Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien.
4.
Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasaan pasien.
Upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan mencakup :
1).
Penataan organisasi
- Penataan organisasi menjadi organisasi yang efisien, efektif dengan struktur dan uraian tugas yang tidak tumpang tindih, dan jalinan hubungan kerja yang jelas dengan berpegang pada prinsip organization through the function.
2).
Regulasi peraturan perundangan
- Pengkajian secara komprehensif terhadap berbagai peraturan perundangan yang telah ada dan diikuti dengan regulasi yang mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut di atas.
3).
Pemantapan jejaring
- Pengembangan dan pemantapan jejaring dengan pusat unggulan pelayanan dan sistem rujukannya akan sangat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan, sehingga dengan demikian akan meningkatkan mutu pelayanan.
4).
Standarisasi
- Standarisasi merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan, meliputi standar tenaga baik kuantitatif maupun kualitatif, sarana dan fasilitas, kemampuan, metode, pencatatan dan pelaporan dan lain-lain. Luaran yang diharapkan juga harus distandarisasi.
5).
Pengembangan sumber daya manusia
- Penyelenggaraan berbagai pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan dan berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional, yang kompeten dan memiliki moral dan etika, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan inovatif serta bersikap antisipatif terhadap berbagai perubahan yang akan terjadi baik perubahan secara lokal maupun global.
6).
Quality Assurance
- Berbagai komponen kegiatan quality assurance harus segera dilaksanakan dengan diikuti oleh perencanaan dan pelaksanaan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan untuk mencapai peningkatan mutu pelayanan. Data dan informasi yang diperoleh dianalysis dengan cermat ( root cause analysis ) dan dilanjutkan dengan penyusunan rancangan tindakan perbaikan yang tepat dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan. Semuanya ini dilakukan dengan pendekatan “tailor’s model“ dan Plan- Do- Control- Action (PDCA).
7).
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
- Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan membangun kerjasama dan kolaborasi dengan pusat-pusat unggulan baik yang bertaraf lokal atau dalam negeri maupun internasional. Penerapan berbagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek pembiayaan.
8).
Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi profesi
- Peningkatan peran organisasi profesi terutama dalam pembinaan anggota sesuai dengan standar profesi dan peningkatan mutu sumber daya manusia.
9).
Peningkatan kontrol sosial
- Peningkatan pengawasan dan kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan akan meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan mutu pelayanan.
Untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, banyak syarat yang harus dipenuhi,
syarat yang dimaksud mencakup delapan hal pokok yakni: tersedia (available),
wajar (appropriate), berkesinambungan (continue), dapat diterima (acceptable),
dapat dicapai (accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient)
serta bermutu (quality).
Kedelapan syarat pelayanan kesehatan ini sama pentingnya, namun pada akhir-akhir ini dengan semakin majunya ilmu dan teknologi kesehatan serta semakin baiknya tingkat pendidikan serta keadaan sosial ekonomi masyarakat, tampak syarat mutu makin bertambah penting. Mudah dipahami karena apabila pelayanan kesehatan yang bermutu dapat diselenggarakan, bukan saja akan dapat memperkecil timbulnya berbagai risiko karena penggunaan berbagai kemajuan ilmu dan teknologi tetapi sekaligus juga akan dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang semakin hari tampak semakin meningkat.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang dapat dilakukan, jika upaya tersebut dilaksanakan secara terarah dan terencana dikenal dengan nama program menjaga mutu (Quality Assurance Program).
Kedelapan syarat pelayanan kesehatan ini sama pentingnya, namun pada akhir-akhir ini dengan semakin majunya ilmu dan teknologi kesehatan serta semakin baiknya tingkat pendidikan serta keadaan sosial ekonomi masyarakat, tampak syarat mutu makin bertambah penting. Mudah dipahami karena apabila pelayanan kesehatan yang bermutu dapat diselenggarakan, bukan saja akan dapat memperkecil timbulnya berbagai risiko karena penggunaan berbagai kemajuan ilmu dan teknologi tetapi sekaligus juga akan dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang semakin hari tampak semakin meningkat.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang dapat dilakukan, jika upaya tersebut dilaksanakan secara terarah dan terencana dikenal dengan nama program menjaga mutu (Quality Assurance Program).
0 komentar:
Posting Komentar